Prodi S1 Tekpan Tristar Institute-Unitomo Sukses Kembangkan Aneka Produk Olahan

Kolaborasi Tristar Institute-Universitas Dr Soetomo (Unitomo)

Dosen dan Mahasiswa Prodi S1 Tekpan Sukses Kembangkan Aneka Produk Olahan untuk Usaha Rumahan
KOLABORASI antara Lembaga Pendidikan Tristar Institute dengan Universitas Dr Soetomo (Unitomo) yang membuka program studi S1 Teknologi Pangan (Tekpan), kini mulai memperlihatkan hasilnya, setelah mereka sukses mengembangkan aneka produk olahan yang bisa diaplikasikan dalam skala komersial terutama untuk usaha rumahan (home industry).
Dosen Prodi S1 Teknologi Pangan (Tekpan) Tristar Institute-Unitomo, Haris Suseno, mengatakan, sejumlah mahasiswa yang mengambil Prodi S1 Tekpan selama tiga bulan terakhir ini sibuk melakukan penelitian untuk menyelesaikan tugas akhir (TA) dengan mengembangkan aneka produk olahan.

Aneka produk olahan yang telah diujicoba di Laboratorium Praktik Tristar Institute atara lain Krupuk Sehat, Virgin Coconut Oil (VCO), Nata de Coco Bebas Urea (ZA), Sambal Kemasan, Kaldu Ayam, Bumbu Bubuk (Kering) Siap Saji, Nugget dari Kulit Pisang, Cake dari Kulit Pisang, Nugget Vegetarian, Sponge Cake  dari Limbah (Ampas) Tahu, Yoghurt. 
Aneka produk olahan tersebut sudah dipresentasikan di hadapan dosen pembimbing maupun Presdir Tristar Group Ir Juwono Saroso MM. Bahkan beberapa produk olahan yang dikembangkan dosen bersama mahasiswa Prodi S1 Tekpan seperti Krupuk Sehat, Nata de Coco, Sambal Kemasan dan Virgin Coconut Oil (VCO) Sistem Dingin sudah direspons masyarakat dengan mengambil pelatihan di Laboratorium Praktik Tristar Institute Jl Raya Jemursari No. 234 Surabaya.
”Tingginya ekspektasi terhadap kesuksesan tersebut, maka kami dipercaya oleh owner Tristar Group untuk men-display aneka produk olahan hasil kreasi dosen dan mahasiswa Prodi S1 Tekpan pada acara Rapat Senat Terbuka Akpar Majapahit di Hotel Bumi Resort Surabaya, Sabtu, 26 November 2016 mendatang,” kata chef Haris Suseno, yang ditunjuk menjadi Ketua Tim Riset Prodi S1 Tekpan kepada kru www.culinarynews.info, Rabu (16/11/2016).
SPONGE CAKE
Dari serangkaian hasil penelitian dosen dan mahasiswa Prodi S1 Tekpan ini, yang awal bulan ini telah dipresentasikan di hadapan Presdir Tristar Group adalah Sponge Cake dari Limbah (Ampas) Tahu yang dibuat oleh Ferdianto, assistant chef Haris Suseno.
Sponge cake ini dibuat dengan memanfaatkan limbah (ampas) tahu yang selama ini jadi barang buangan alias hanya dijadikan pakan ternak oleh sebagian orang. Padahal dengan sentuhan dingin mahasiswa Prodi S1 Tekpan, ampas tahu ternyata masih bisa dimanfaatkan untuk pembuatan cake yang bernilai ekonomi.
Diakui Ferdianto, sponge cake dari ampas tahu ini teksturnya tidak selembut tepung terigu, sekalipun ampas tahu itu sudah melalui penyaringan sampai dua kali saat proses pembuatannya di laboratorium. Cita rasa sponge cake dari ampas tahu ini seperti kue bolu (jajanan rakyat tempo dulu).
Kerupuk sehat yang dikembangkan tim Teknologi Pangan Tristar Institute itu  ada dua, yakni: (1). Kerupuk protein (bahan bakunya ikan kakap), sedangkan (2). Kerupuk non protein (bahan bakunya bayam, bit, tahu dan wortel).
Pucuk dicita ulam pun tiba. Setelah menunggu beberapa pekan pasca lebaran lalu, materi pelatihan kerupuk sehat akhirnya direspons kastemer, ternyata yang berminat itu Hartono Suryaly bersama istrinya.
Hartono yang tinggal di perumahan Green Lake City America Kav. EC 2 No. 1 Jakarta itu juga dikenal sebagai seorang pengusaha. Suami istri itu mengikuti kursus private kerupuk sehat dan sambal kemasan di Laboratorium Praktik Tristar Institute pada Senin dan Selasa (29-30/08/2016).
Untuk kursus membuat kerupuk sehat, lanjut chef Haris, peserta kursus private itu diajarkan membuat lima resep kerupuk sehat berdasarkan bahan bakunya, yakni ikan kakap, bayam, bit, tahu dan wortel. 
VIRGIN COCONUT OIL
Selain itu Divisi Teknologi Pangan Tristar Institute juga dipercaya untuk mengajarkan cara membuat Virgin Coconut Oil (VCO) atau minyak kelapa murni atau dikenal dengan sebutan minyak perawan atau disebut juga minyak dara kepada Jonatan Budiono, peserta kursus private VCO dari Magelang, Jateng, Selasa (04/10/2016) siang.
VCO ini merupakan minyak yang berasal dari buah kelapa (Cocos mucifera L.) tua segar yang diolah pada suhu rendah (-60 *C) tanpa proses pemutihan dan hidrogenasi. Proses tersebut membuat minyak kelapa ini dengan sebutan minyak perawan atau minyak dara (Virgin Coconut Oil).
VCO merupakan minyak kelapa murni yang tahan terhadap panas, cahaya, oksigen dan proses degradasi karena struktur kimianya tidak mengandung ikatan ganda. Karakteristik lain dari VOC adalah minyak ini memiliki warna jernih, beraroma lembut dan rasanya gurih.
Selain itu, VCO juga mengandung asam-asam lemak jenuh tinggi sehingga menjadikannya tidak mudah tengik saat disimpan lama. Asam-asam lemak jenuh tersebut di antaranya adalah medium chain fatty acid (MCFA) atau medium chain trygleserida (MCT), yang sangat diperlukan tubuh.
VCO tidak mengandung kolesterol yang teroksidasi dan tidak pula mengandung ikatan trans yang merupakan racun bagi metabolisme tubuh, menyebabkan diabetes, menghambat produksi insulin dan kanker. VCO juga mengandung zat antioksidan sehingga menurunkan kebutuhan akan vitamin E.
Mengonsumsi VCO secara teratur dapat mengaktifkan hormon-hormon anti penuaan (anti aging), progesteron atau DHEA serta mencegah serangan jantung, pikun, kegemukan (obesitas), kanker dan penyakit degeneratif lainnya yang berhubungan dengan penuaan dini.
VCO yang beredar di pasaran kebanyakan adalah produk impor dengan berbagai merek dagang. VCO dalam kemasan botol dengan ukuran bervariasi relatif mahal harganya dibandingkan dengan harga minyak goreng. Satu botol VCO impor produksi Portugal dengan ukuran 750 ml dibandrol Rp 500 ribu lebih.
Selain krupuk sehat dan VCO, Divisi Teknologi Pangan Tristar Institute juga sukses membuat  kaldu ayam (kaldu daging sapi) bubuk. Keberhasilan membuat produk olahan ini diharapkan bisa menjadi substitusi produk sejenis yang ada di pasaran, seperti Knoor, Royco atau Masako. Dengan membuat sendiri kaldu bubuk, maka ibu-ibu  bisa menghemat uang belanja sekaligus menyalurkan hobi masak memasaknya di rumah.
Kelebihan daripada kaldu bubuk selain praktis karena bisa disimpan untuk jangka waktu yang relatif lama, juga mudah dibawa ke mana-mana sesuai kebutuhan. Penelitian yang dilakukan Tristar Institute kali ini, juga merespons permintaan kastemer yang berminat ikut pelatihan membuat kaldu bubuk dan keinginan kastemer lain yang pesan kaldu bubuk ke  Tristar Institute untuk dikirim ke luar Jawa.
NATA DE COCO
Sampai saat ini  pembuatan nata de coco oleh industri skala rumahan sampai skala menengah dan besar masih banyak yang menggunakan pupuk Urea (ZA). Tak pelak lagi jika hal ini kemudian diprotes petani karena pupuk Urea (ZA) bersubsidi untuk pemupukan padi dan tanaman pangan lainnya  tiba-tiba menghilang di pasaran, lantaran pupuk bersubsidi itu sebagian diserap oleh pelaku industri.
Repotnya, pelaku industri pembuatan nata de coco yang memanfaatkan pupuk Urea (ZA) harus berurusan dengan polisi karena menggunakan pupuk bersubsidi yang seharusnya menjadi hak petani, digunakan untuk mendukung kegiatan industri mereka. Pemanfaatan pupuk Urea (ZA) dalam industri pembuatan nata de coco tersebut berfungsi sebagai suplemen.
Nah, berangkat dari fenomena tersebut, Divisi Teknologi Pangan Tristar Institute mencari terobosan cerdas dengan mengembangkan teknik pembuatan nata de coco tanpa menggunakan pupuk Urea (ZA). Percobaan pembuatan nata de coco tanpa pupuk Urea (ZA) itu  dilakukan di Laboratorium Praktik Tristar Institute Jl. Raya Jemursari No. 234 Surabaya, pada awal September 2016 lalu.
Sebagai pengganti pupuk Urea (ZA), pihaknya memanfaatkan  susu kedelai dan kecambah  Baik susu kedelai maupun kecambah di-blender (mixer) kemudian diambil sarinya --dalam bentuk cairan-- untuk dijadikan bibit nata de coco. Bakteri dalam bibit nata de coco itu adalah lactobacter atau acetobacter xylinium.
Mengingat bakteri dalam bibit nata de coco yang berbentuk cairan tersebut sangat peka terhadap guncangan maka penanganannya harus benar dan ekstra hati-hati kalau tidak ingin bibit nata de coco itu rusak dan bakterinya mati. 
Dengan keberhasilan ini, Tristar Institute  sukses mengembangkan bibit nata de coco untuk usaha skala rumahan dalam bentuk cairan tanpa menggunakan pupuk Urea (ZA), melengkapi sukses Tristar Institute yang sebelumnya juga berhasil mengembangkan bibit nata de coco dari media agar-agar (PDA) dalam bentuk jelly.
BUMBU INSTAN
Belakangan ini perkembangan dunia kuliner membuka peluang usaha yang lain, seperti pembuatan bumbu instan. Permintaan yang terus meningkat, memungkinkan pemain baru mencicipi gurihnya bisnis bumbu siap saji. Proses memasak yang cepat juga harus dilakukan pengusaha kuliner atau pemilik restoran untuk memuaskan pelayanan pelanggannya.
Maklum, memasak dalam jumlah besar biasanya membutuhkan waktu relatif lama. Padahal, jam makan pengunjung restoran sangat terbatas. Ditambah lagi untuk menghemat waktu dan tenaga, ibu-ibu rumah tangga dan juru masak lebih mengandalkan bumbu siap saji (bumbu instan). Apalagi, hasil masakan dari bumbu-bumbu ini tak kalah sedap dibanding bila diracik sendiri. 
Bumbu kering (berbentuk bubuk) yang berasal dari rempah bisa dibuat sendiri di rumah dan cara membuatnya juga relatif mudah. Nah, daripada membeli di pasaran, bumbu kering dari rempah sebaiknya dibuat sendiri karena kualitas dan kebersihannya lebih terjaga.
Berangkat dari pemikiran itu, maka peneliti dari Tristar Institute, pada pekan terakhir bulan September 2016, sukses mempersembahkan bumbu kikil, kari dan rawon dalam bentuk bubuk siap saji, setelah melalui serangkaian percobaan intensif di laboratorium.
Anda tertarik dengan inovasi cerdas ini, silakan merapat saja ke Tristar Institute  Jl Raya Jemursari 234 atau datang Kampus Akpar Majapahit Jl Raya Jemursari 244 Surabaya, Telp. (031) 8433224-25, untuk mengikuti pelatihan membuat aneka produk olahan pangan hasil kreasi Divisi Teknologi Pangan Tristar Institute. (ahn)
 
 Tristar Institute.
School of Culinary – Baking Pastry Art, S1 Food Technology, Hospitality, Cruise,
D3 Hotel & Culinary Business
.
*Tristar Institute Pontianak.
Komplek SMA Taruna
Jl. Supadio
Kec Sungai Raya - Kab Kuburaya
Pontianak – Kalimantan Barat
Telp. 0812 5956 5486. 0812 3375 2227. 0813 3035 0822. 0812 3253 9310.
.
Contact Us at:
*Akpar Majapahit
Jln. Raya Jemursari 244. Surabaya
Telp: 031-8480821-22. 081216181016. 081232539310. 081233752227. PIN: D369634B, D30D351C
.
-Tristar Institute -
School of Culinary - Baking Pastry Art, Food Technology, Hospitality, Cruise, D3 Hotel & Tourism.
.
*Tristar S1 Teknologi Pangan
Raya Jemursari 234. Surabaya.
Telp: 031-8480821-22. 081216181016. 081233752227. PIN: D369634B, D30D351C
.
*Tristar Institute Bogor
Jln. Raya Tajur No 33, Bogor
Telp: 0251-8574434, 081272017761, 081217929008 PIN: 53B4EFD8
082231372022 PIN: 2A6A1F4E.
.
*Tristar Institute BSD
Jln. Pahlawan Seribu - Raya Serpong Ruko BSD Sektor 7 / Blok RL 31-33
Telp: 021-5380668, 081381500021, 082122565898. PIN: D34223AE.
.
*Tristar Institute Kota Wisata Batu
Jln. Bukit Berbunga 10 Batu
Telp: 0341-3061525, 081232539310 PIN: D34223AE.
.
*Tristar Institute Kaliwaron
Jln. Raya Kaliwaron 58 - 60 Surabaya Telp: 031 5999593, 082230059993. 081216039795.
Pin: 5BOD4B28. 595410A.
.
Tristar Institute memberikan ruang belajar bagi Anda yang ingin menjadi profesional chef.... Come & join us !
.
#CulinaryArt #CulinarySchool #CulinaryClass #TristarCulinaryInstitute #TristarInstitute #TristarBogor #TristarBSD #TristarBatu #TristarSurabaya #Foodpreneur #FoodTechnology #LoveCooking #Culinology #KuliahTataboga #KuliahMasak #Gourmet #Kitchen #CookingStudio #ModernKitchen #Gastroart #CulinaryAcademy #ArtOfPlating #CelebrityChef #D3Perhotelan #SekolahKuliner #CookingStudio #Food #BelajarMasak #CookingSchool #SekolahMasak #PoliteknikSurabaya

Komentar

Postingan Populer